Rabu, 21 Desember 2011

Aku, dan Segala Kelemahanku

Mungkin dulu aku sempat hampir putus asa dan berhenti memikirkan masalahku walaupun nyatanya, aku tidak bisa. aku juga pernah berkata, aku haus akan kasih sayang. aku bosan menangis. apalagi bersedih. orang-orang bilang aku mendramatisir. tapi, sungguh, aku tidak pernah sedikitpunmendramatisir. jika aku sedih, sebisa mungkin aku menutupinya. tentunya, dengan senyuman palsuku.
seperti yang semua orang lakukan, aku juga menggunakan topeng. kali ini, Tuhan memberikan topeng ber edisi Senyuman, yang artinya, kapanpun dan dimanapun aku membutuhkannya, topeng itu akan selalu ada untukku. rasa terimakasihku pada Tuhan, hanya bisa kutunjukkan dan kubuktikan dengan menggunakan topeng itu kapanpun dan dimanapun. tentang dibilang munafik ? aku sudah kebal dengan cibiran itu. tapi, memang aku munafik.
Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa aku harus tersenyum diluar walaupun nyatanya, jauh didalam, aku tertusuk ? aku tidak jarang dibilang sok kuat. aku juga tidak jarang dibilang sok hebat. apalagi, ditertawakan karena menangis dalam senyuman. jujur, aku  lebih memilih untuk dicibir daripada harus menampakkan sisi lemahku didepan sahabat-sahabatku, keluargaku, dan orang-orang disekitarku.
Jika aku ingin menangis, aku akan mencari tempat yang sunyi. Jika aku ingin tertawa, aku harus bersama orang-orang yang aku sayangi. Ya, membagi kebahagiaan pada orang lain adalah satu dari sekian juta impianku. memang, kadang aku menangis, bersedih, galau ataupun marah dan memperlihatkannya diluar. itu karena aku sudah terlalu sakit unutk menampungnya sendirian.
Aku menangis karena batinku sakit. batinku sakit karena hidupku menyakitkan. Tuhan memberiku banyak cobaan. Masa kecilku tidak sebahagia anak-anak seumuranku waktu itu. sejak aku kecil, aku sudah merasakan konflik yang bisa menghancurkan kebahagiaanku. dan ternyata, perasaanku benar. setelah lebih dari 6 tahun melewati kejamnya ombak permasalahan dan masa-masa yang sulit, masa-masa yang suram dan menyedihkan, konflik itu berakhir di pengadilan.
Hatiku hancur dan remuk. tersenyum-pun aku jarang. hadiah ulangtahunku, perceraian orangtuaku. Dunia serasa tidak berwarna. Semua suram. begitu pula hatiku. bahkan, lebih gelap lagi. kejamnya dunia masih sangat terasa hingga detik ini. setiap ulangtahunku, selama 4 tahun terakhir, manusia yang sangat enggan aku panggil dengan sebutan 'ayah' itu, memberiku kado '"istimewa" yang tidak akan pernah aku lupakan. kado terakhir yang diberikan, adalah kado yang "super indah" yang pernah aku dapatkan. kekejaman dunia yang paling banyak memberikan pejalaran. 'manusia' itu, menikah tanpa sepengetahuan kami, anak-anaknya. 3 hari 3 malam aku tidak berhenti menangis.
Kejamnya dunia membuat aku lupa dengan orang-orang disekitarku. malam itu, tanggal 16 bulan 8. malam bulan ramadhan. malam yang membuat hancur hampir seluruh waktuku. yang anehnya, sampai sekarang, 'manusia' itu enggan meminta maaf kepada kami, anak-anaknya. jangankan minta maaf, menghubungi saja tidak pernah. sungguh, aku tidak tau apa yang ada dipikirannya.
Pagi itu aku berjalan sendirian. merasakan hangatnya sinar matahari yang menyinari. Mataku masih sembap. bahkan semalaman aku tidak tidur. inilah aku dengan segala kelemahanku. ketika keadaan rumah mempuyar, aku hanya berharap ada pundak untuk bersabndar dan telapak tangan yang menghapis airmataku. semalaman pula aku berharap dan berdoa. tidak berhenti aku berharap kedua orangtuaku bisa menyatu, bisa memberikan kasih sayang yang lengkap dari mereka, dan menghentikan setiap tetes air mataku.
Hari demi hari cepat sekali berlalu. sadarkah kawan ? aku lelah dengan semua ini. sering aku berfikir untuk berlari. tapi aku yakin, masalah tidak akan selesai jika aku melakukannya. aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. aku bersyukur, Tuhan memberiku topeng yang unik dan klasik. memalsukan satu senyuman palsu untuk seluruh dunia terlalu mudah bagiku. tapi aku tidak mungkin hanya berdiam dan terus bermimpi. aku tidak mungkin kuat untuk bertahan jika aku terus begini sampai akhir hayatku.
Apapun itu dan apapun masalahku. toh, aku akan tetap menjadi diriku. ini hidupku. indahnya dunia mungkin tidak seindah yang aku bayangkan. hidup itu susah. hidup itu liku. tapi itu tidak akan membuatku putus asa. aku sudah berjanji akan hadapi hari-hariku. berhenti berlari, dan menghadapi kejamnya waktu.
Detik ini, lebih dari setengah duniaku terbangu. aku temukan mereka yang menyayangiku. sahabatku dan orang-orang yang mengerti aku, tidak pernah berhenti mendampingiku. rasa syukur selalu aku panjatkan pada Yang Maha Tahu. aku menemukan tempat dimana aku seharusnya berada, tempat semangatku mencapai barometer hijau, dan tempat dimana aku menemukan senyumanku yang sempat menghilang. bersama sahabatku, hidupku kembali penuh warna. dan merekalah yang benar-benar aku butuhkan. aku tidak ingin mereka jauh. apalagi menjauhiku. sebisa mungkin, aku buat mereka nyaman berada disampingku, menemani hidupku, langkahku, dalam suka maupun dukaku.
Somewhere I belong, somebody to love.






surakarta, november2011. analieza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar